Kya-Kya Mayong
Alamat : Jl. Wirasaba (Gang Mayong)
Jika ingin menikmati kawasan jajan dengan aneka pilihan makanan, datang saja ke Kya-Kya Mayong. Di pusat jajan yang hanya buka di malam hari ini masyarakat dapat memanjakan selera makannya sembari menikmati suasana malam di pusat kota. Hampir semua makanan ada di sini. Ada martabak, bakso, soto, aneka mie, kue, seafood, sate kelinci, rawon, aneka bubur serta berbagai makanan lainnya. Soal harga, tak usah khawatir, dijamin tidak akan memberatkan kantong anda.
Es Duren Kombinasi
Alamat : Kios sebelah selatan Sungai Klawing Depan Makodim Bancar
Jika ingin menikmati es durian di Purbalingga, jatuhkan segera pilihan anda ke Es duren Kombinasi Pak Kasdi. Di kios sederhana ini anda dapat memperoleh es durian yang lezat menggigit. Di dalam mangkuk, daging durian disiram gula merah cair dan santan kelapa segar ditambah serutan es batu yang menggunung. Gunungan es batu itu masih disiram lagi dengan susu kental mani dan sesendok coklat panas. Kini Pak Kasdi juga membuka cabang di Purwokerto di Depan GOR Satria dan di depan Gedung BKD Purwokerto.
Nopia, Oleh-oleh Khas Purbalingga Sejak 1940
Salah satu oleh-oleh khas Purbalingga (Jateng) yang banyak diminati pembeli, adalah roti nopia atau biasa disebut nopia. Di Purbalingga, banyak kios dan toko oleh-oleh yang menjual nopia. Namun, salah satu toko yang paling tua menjual nopia dan rasanya dijamin lain dari pada yang lain, yakni
Toko Nopia Asli - Ting Lie Liang di Jalan AW Soemarmo No 10 Telp: (0281) 891522, atau tepatnya 100 meter sebelah utara simpang tiga patung pengrajin knalpot.
Menurut Matius Hirawan Andrianto, pemilik toko itu, dirinya merupakan generasi ketiga yang mewarisi pembuatan nopia. Generasi pertama atau pendahulu usaha nopia itu yakni kakeknya yang bernama Ting Lie Liang, yang merintis usaha itu pada awal tahun 1940. Kemudian diteruskan generasi kedua Sudibyo Andrianto yang juga ayah Matius Hirawan Andrianto.
Diakui Matius, keluarga Ting memang banyak yang berjualan nopia sampai sekarang, dan tersebar di berbagai tempat di Purbalingga dan Purwokerto.
Matius yang memiliki anak semata wayang ini, kini memproduksi nopia dan mino alias mini nopia atau nopia berukuran kecil.Untuk nopia yang diproduksi itu, ada rasa coklat, brambang goreng (bawang merah goreng), durian dan nanas. Sedangkan mino, selain empat rasa itu, ditambah ada
rasa strowbery.
Merunut sejarahnya, rasa nopia yang awal mula pada tahun 1940 dulu adalah rasa brambang goreng. Namun seiring tuntutan pembeli, inovasi pun terus dilakukan, hingga muncul beraneka rasa.Semua rasa itu, diakui Matius sama larisnya.
Bahan untuk membuat nopia maupun mino, ada dua bagian. Bagian pertama berupa kulit nopia, bahannya terdiri terigu, susu dan margarin. Sedangkan bagia kedua untuk isi, berupa terigu, susu, gula merah, gula pasir, margarin, minyak nabati atau mentega, dan selai untuk perasa. Di sini, perasa diambil dari buah durian dan nanas asli, yang dibuat selai terlebih dulu, agar rasanya khas dan enak. Juga ada perasa coklat dan brambang goreng.
Yang menarik dari pembuatan nopia asli bikinan Matius, yakni masih dibuat secara tradisional, di mana pembakaran dengan tungku khusus dari tanah liat. Dan kayu untuk membakar bukan sembarangan kayu, tapi khusus kayu klapa.Menurut Matius, dengan menggunakan kayu klapa, aroma nopia yang dihasilkan akan terasa lain.
Diakui Matius, di Purbalingga dan di Purwokerto, kini banyak yang jualan nopia. Namun bagi yang sudah merasakan nopia asli bikinan Matius, tentu akan menemukan rasa lain dan dijamin ketagihan.
Nopia yang cocok untuk suguhan tamu ini, di toko milik Matius dijual dengan harga Rp 14.000,- per bungkus untuk semua rasa, di dalamnya berisi 10 buah. Sedangkan untuk mino, dijual Rp 9.500,- per bungkus, di mana per bungkusnya berisi 3 tiga.
Soal daya tahan, diakui Matius, nopia dan mino bikinannya bisa bertahan hingga tiga bulan, meskipun tidak menggunakan bahan pengawet